Langsung ke konten utama

VIRTUAL PUBLIC SPEAKING & PUBLIC SPEAKING NON VIRTUAL

Public speaking merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada banyak orang untuk memberikan informasi. Sedangkan virtual adalah tampil atau hadir dengan menggunakan perngkat lunak komputer misalnya pada internet. Jadi virtual public speaking merupakan kegiatan public speaking yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer dan internet guna terciptanya ruang virtual sebagai tempat untuk melakukan public speaking.

Kegiatan virtual public speaking memiliki beberapa perbedaan yang mecolok dibandingkan dengan public speaking non virtual, berikut beberapa perbedaan yang bisa kita lihat :

  • Virtual Public Speaking


C:\Users\USER\Downloads\public_speaking_in_an_online_world.png

Sumber foto : speakerhub.com

Pada kegiatan virtual public speaking prinsipnya sama, yaitu sama-sama berbicara dengan orang banyak. Namun yang yang membedakannya ialah faktor ruang , cara mengakses, dan cara mengonsumsi pesan atau informasi berbeda karena ada media perantara.

Kekurangan

  1. Kegiatan hacking atau peretasan data menjadi salah satua ancaman

  2. Komunikasi kurang berjalan dengan efektif karena besar kemungkinan terjadinya gangguan atau noise.


  • Public Speaking non Verbal

C:\Users\USER\Downloads\OH1E1D0.max-1600x900.jpg

 foto : Biro PsikologiInsa-Q

Kegiatan public speaking non virtual adalah kegiatan penyampaian pesan secara langsung didepan mata audience atau tidak menggunakan media virtual. Kegiatan public relation ini biasanya akan menjadi lebih efektif karena noise atau gangguan minim terjadi.


Berikut beberapaperbedaan antara virtual public relation dengan public relation non virtual, yaitu antara lain : 

  • Pada proses penyamapaian pesan secara virtual akan lebih cepat merespon permasalahan dan pertanyaan dari audience sedangkan yang non virtul tidak dapat merespon dengan cepat karena harus mengadakan survei dan riset terlebih dahulu.

  • Komunikasi berjalan tersu menerus atau konstan dikarenakan internet tidak pernah tidur dan jangkauannya pun luas, sedangkan non virtual membutuhkan waktu dan jarak tertentu saja.

  • Pesan yang disampaikan bisa langsung pada sasaran yang dituju, sedangkan non virtual harus melalui perantara terlebih dahulu.

  • Penggunaan ruang yang lebih ekonomis sedangkan non virtual harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.

Selain memiliki kelebihan virtual public relation juga memilki kekurangan, diantanya ialah :

  • Rentan terjadi bias kognitif terhadap informasi atau pesan yang disampaikan

  • Ancaman pencurian data pribadi maupun organisasi

  • Memerlukan paket data internet yang cukup serta jaringan yang stabil dan juga memerlukan alat elektronik seperti komputer atau laptop yang harganya lumayan mahal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSPIRASI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI BIMA

Para penulis sejarah Barat dan Indonesia berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh orang Arab. Prof Snouck Horgronye berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia dari India, dibawa pedagang-pedagang India yang telah memeluk agama Islam pada waktu itu. Yang paling menarik perhatian mereka semua berpendapat bahwa masuknya agama Islam di Indonesia dengan jalan damai. Menjelang masa disintegrasi Kerajaan Majapahit tumbuh bandar perdagangan seperti Gresik, Tuban dan Sedayu. Negeri tersebut selain menjadi pusat  perdagangan, juga menjadi penyiaran agama Islam di Jawa dan daerah-daerah disekitarnya. bahkan jauh sebelum jaman disintegrasi mubaliq Islam yang bernama Malik Ibrahim bersama temannya Muhammad Sadik langsung ke istana Majapahit untuk mengajak Raja Majapahit memeluk agama Islam, ajakan mana ditolaknya. Malik Ibrahim yang dikenal juga dengan nama Maulana Magribi kembali ke Gresik. Di sana ia meninggal pada 12 rabiul awal 822 H bertepatan dengan tanggal

BAHASA ASLI SUKU MBOJO/BIMA

PEMBAGIAN BAHASA BIMA                                Sumber foto @uma.lengge_mengajar Menurut sejarah perkembangannya Bahasa Bima dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1). Kelompok Bahasa Bima lama meliputi : a. Bahasa Donggo, dipergunakan oleh masyrakat Donggo Ipa yang bermukim di pegunungan sebelah barat meliputi desa Oo, Kala, Mbawa, Palama, Pedende, Kananta, Doridungga.  b. Bahasa Tarlawi dipergunakan oleh masyarakat Donggo Ele yang bermukim dipegunungan Wawo Tengah meliputi desa Tarlawi , Kuta, Teta, Kalodu. c. Bahasa Kolo, dipergunakan oleh masyarakat yang bermukim di desa Kolo di sebelah timur Asakota. Ketiga kelompok Bahasa itu berfungsi sebagai Bahasa ibu. 2). Kelompok bahasa Bima baru, lazim disebut nggahi Mbojo, Bahasa Bima baru atau nggahi Mbojo dipergunkan oleh masyarakat umum di Bima dan berfungsi sebagai Bahasa ibu. Bahasa Bima dipergunakan pula oleh masyarakat Dompu sebagai bahasa ibu. Khusus bagi masyarakat pemakai bahasa Bima lama, maka bah

PENGARUH TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU ANAK

A.     Latar Belakang Pada era sekarang ini, Televisi adalah   media yang sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat dan hampir semua masyarakat di Indonesia memiliki televisi. Perkembangan televisi membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku, dan pola berpikir. Kehadiran televisi ini tentu membawakan banyak hal positif diantaranya kemudahan memperoeh informasi, hiburan dan lain-lain, selain itu juga dampak negative juga selalu menghantui, semisal tayangan yang berbau criminal atau adegan sinetron yang sedang melakukan tindak kekerasan, nah tampa disadari ketika anak menonton itu pasti ia akan terpengaruh dan tergiring untuk melakukan hal tersebut. Perilaku kekerasan dalam masyarakat setiap hari ditampilkan di media massa. Tayangan yang disajikan oleh berbagai media massa baik media elektronik dan media cetak menjadi ajang pembelajaran bagi anak-anak. Ta